BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bendung Gerak Serayu semula merupakan pengambilan bebas dengan sistem pompa air, yang dibangun dan diresmikan oleh Tjarda
van Starkenborgh Stachouwer (Gubernur Jenderal Hindia Belanda)
tanggal 15 Maret 1939. Pembangunan Jaringan Irigasi Serayu (dahulu
Gambarsari dan Pesanggrahan) untuk memberikan air irigasi seluas 17.760 ha, di
Kabupaten Banyumas dan Cilacap.
Masalah dan kendala
yang timbul dengan sistem pengambilan bebas adalah berkaitan dengan fluktuasi
muka air sungai, tidak terjaminnya ketinggian muka air minimal yang dibutuhkan
untuk pengoperasian pompa terutama pada musim kemarau dimana ketinggian muka
air sungai Serayu menurun tajam. Pada musim kemarau tak dapat menjamin
pemberian air irigasi ke sawah secara kontinyu sepanjang tahun. Mahalnya biaya
operasi dan pemeliharaan pompa. Sulitnya mendapatkan suku cadang, umur ekonomis
pompa akan habis dan dipikirkan penggantinya. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya
operasi pompa, sehingga pemberian air untuk irigasi tidak bisa memenuhi
kebutuhan baik dari segi waktu maupun kuantitas. Hal ini menyebabkan areal
pelayanan menjadi berkurang. Keadaan ini diperburuk dengan adanya genangan pada
musim penghujan sebagai akibat kurang berfungsinya saluran-saluran drainase yang
ada.
Demikian pula
pemanfaatan air irigasi secara optimal melalui pembagian air yang merata belum
sepenuhnya tercapai karena belum dilengkapinya jaringan irigasi ini dengan
jaringan tersier.
Berdasarkan hal
tersebut di atas dirasa perlu dan mendesak untuk mengadakan penyempurnaan
sistem pengambilan tersebut, dan bendung gerak merupakan alternatif terbaik
ditinjau dari segi teknik dan ekonomi dan pembangunan bendung gerak ini diikuti
dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dan drainase serta pembangunan
jaringan tersier.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud pembangunan bendung gerak, rehabilitasi dan
peningkatan jaringan irigasi dan drainase serta pembangunan jaringan tersier
adalah memudahkan pengaturan air antara kebutuhan
(demand) dengan pemberian
(suplay) melalui pintu air , memperluas areal irigasi sawah
dari 17.760 ha menjadi 20.795 ha, fluktuasi Muka Air
terkendali, menjamin pengaliran air
irigasi untuk sawah seluas 20.795 ha yang meliputi Kabupaten Banyumas = 3.358
ha, Kabupaten Cilacap = 17.057 ha, Kabupaten Kebumen 380 ha, memasok air baku untuk domistik/industri/penggelontoran
kota sebesar 5,26m3/detik, mengatasi genangan pada daerah
irigasi seluas 2.390 ha yang terjadi pada setiap musim penghujan.
Tujuan pembangunan bendung gerak, rehabilitasi dan peningkatan jaringan
irigasi dan drainase serta pembangunan jaringan tersier adalah penanggulangan
banjir dan genangan, meningkatkan produksi beras melalui peningkatan areal
persawahan
teknis dari 17.760 ha menjadi 20.795 ha dan meningkatan intensitas tanam dari
165% menjadi 200%. Menunjang pengembangan kota Cilacap sebagai salah satu
sentra industri Jawa Tengah selatan melaluai penyediaan air baku. Meningkatkan
taraf hidup masyarakat/petani. Menunjang
pengembangan wisata di Kabupaten Banyumas.
C. Lokasi
Bendung
Gerak Serayu terletak di sungai Serayu, di Desa Gambarsari Kecamatan Kebasen
Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah +
15 Km di sebelah Selatan Kota Purwokerto, Titik kordinat -7.5257894,
109.2018859
Jaringan Irigasi D.I. Serayu
terletak di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap dan Kebumen.
Gambar 1.1. Peta
Kabupaten Banyumas
D. Pelaksanaan
1. Jadwal waktu
Pekerjaan
studi kelayakan telah selesai dilaksanakan pada tahun 1989 yang dilakukan oleh
konsultan BCEOM (Perancis) dengan dana loan ADB dan pekerjaan desain teknis
diselesaikan pada pertengahan tahun 1990 pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan
:
•
Pengadaan tanah pada
pertengahan tahun 1990 sampai dengan pertengahan tahun 1992.
•
Pelaksanaan
pembangunan bendung gerak pada pertengahan tahun 1991 sampai dengan tahun 1993.
•
Pelaksanaan
pembangunan Jaringan Utama pada awal tahun 1991 sampai dengan tahun 1993.
•
Pelaksanaan
pembangunan Jaringan Tersier pada pertengahan tahun 1991 sampai dengan
pertengahan tahun 1993.
•
Pembangunan drainase
pada awal tahun 1991 sampai dengan pertengahan tahun 1993.
•
Peresmian Bendung
Gerak Serayu (BGS) pada tanggal 20 November 1996 oleh presiden RI Soeharto.
2. Biaya
Sumber
dana pembangunan berasal dari pinjaman luar negeri dan APBN sebagai pendamping
sejumlah Rp 114.111.000.000,00 terdiri dari :
•
Studi kelayakan dan
detail desain
Loan ADB 725 INO sebesar
Rp 4.676.000.000,00
•
Pembangunan Bendung
Loan ABD 1017-1018 INO
sebesar Rp 40.882.000.000,00
APBN (pendamping)
sebesar Rp
7.686.000.000,00
•
Rehabilitasi/Peningkatan
jaringan Irigasi dan Drainase
Loan ADB 1017-1018 INO
sebesar Rp 42.283.000.000,00
APBN (pendamping)
sebesar Rp
8.422.000.000,00
•
Supervisi Konstruksi
Loan ADB 1017-1018 INO
sebesar Rp 10.162.000.000,00
E. Kewenangan
Menurut
Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006 Kewenangan pengelolaan Bendung Gerak
Serayu adalah Pemerintah Pusat tetapi masih adanya kerjasama dengan Pemerintah
Propinsi Jawa Tengah melalui Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah dengan model TPOP.
Saluran Induk bendung gerak serayu yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat dengan panjang 95.947 m
dengan gambar skema jaringan sebagai berikut;
Gambar 1.2. Skema Jaringan
BAB II HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang menghasilkan
tinggi muka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi.
Bendung merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan
genangan luas di daerah-daerah hulu bendung tersebut.
Bendung gerak adalah
bangunan pengatur (berpintu) yang dibuka selama aliran besar. Bendung gerak
dapat mengatur muka air di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai
dengan kebutuhan irigasi. Bendung gerak mempunyai resiko kesulitan eksploitasi
karena pintunya harus tetap dijaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan
apa pun.
Jaringan irigasi primer adalah
bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran
induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap,
bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Kapasitas
saluran adalah kemampuan suatu dimensi saluran untuk menampung air sebagai
sarana/media melayani daerah layanan. Formula yang digunakan
untuk mengetahui kapasitas saluran penampang berbentuk Segi Empat adalah Q = V x A ; V = kxR2/3xI1/2
; R = A/P ; A = (bxh) ; P = b+2h dengan keterangan sebagai berikut : Q = debit saluran (m³/detik), V = kecepatan aliran (m/detik), A = Luas penampang melintang aliran (m²), R = Jari-jari hidrolis (m), P = keliling basah (m), b = lebar dasar (m), h =Tinggi air (m), I = Kemiringan energi
(kemiringan saluran), k = koefisien kekasaran Strickler (m/detik).
Koefisien
koefisien kekasaran
Strickler untuk pasangan batu adalah 60, pasangan beton = 70, pasangan tanah 35 –
45. Tinggi Jagaan berguna untuk menaikkan muka air di
atas muka air maksimum, mencegah kerusakan tanggul saluran. Tinggi jagaan
yang digunakan untuk perhitungan kapasitas saluran dapat dipilih sesuai
ketentuan pada (tabel 1.1).
Kapasitas
saluran eksisting adalah batas maksimum suatu saluran untuk menampung debit air
yang akan ditampungnya. Perbandingan
kapasitas saluran eksisting dengan debit rencana adalah cara membandingkan
kapasitas saluran dengan debit rencana, apabila kapasitas saluran lebih besar daripada debit rencana, maka saluran
tersebut dapat dikatakan aman. Tetapi, apabila debit rencana lebih besar dari
kapasitas saluran maka saluran tersebut luber/tidak aman.
Tabel 2.1. Tabel Tinggi Jagaan
B. Data Teknis dan Diskripsi
1. Data Teknis
Bendung
•
Type : Bendung Gerak
dengan Pintu Radial
•
Panjang Bendung : 121,20 m
•
Lebar Bendung : 109,60 m
•
Pintu Radial : 8 buah @ 10,70 m
x 9 m
•
Pintu Penguras : 4 buah @ 2,50 m
x 2,00 m
•
Muka Air Operasi : +
12.90 m
•
Elevasi Puncak
bangunan : + 15.00 m
•
Luas DPS : 3.060 km2
•
Debit Banjir
Rencana 100 th : 2.470 m3/detik
•
Debit Pengambilan : 32
m3/dt
•
Debit Penguras : 24 m3/detik perjalur
Jaringan Utama
•
Luas Daerah Irigasi :
20.795 ha
•
Saluran Induk :
95.947 m
•
Saluran Sekunder :
115.852 m
•
Bangunan bagi/sadap :
101 bh
•
Bangunan pelengkap :
683 bh
•
Lebar Saluran Induk : 2 @ 6,00 m
Jaringan Tersier
•
Saluran Tersier :
2.965 km
•
Bangunan Bok : 1.265 bh
•
Bangunan Pelengkap :
750 bh
Jaringan Drainase
•
Saluran : 85 km
•
Bangunan : 134 bh
2. Diskripsi
Bendung
Gerak Serayu dengan fungsi utama adalah menaikkan muka air untuk keperluan
irigasi, disamping fungsi utama tersebut dan dengan berjalannya waktu ada
beberapa yang kegunaan bendung gerak serayu diantaranya sebagai pengendali
banjir, penggelontoran kota, mengurangi intrusi air laut, penyediaan air baku, pariwisata,
dan memungkinkan bendung gerak serayu dimanfaatkan untuk pengembangan tenaga
listrik (pembangkit tenaga air).
Gambar 2.1. Gambar
Bendung Gerak Serayu
Gambar 2.2. Gambar Denah
Bendung
Gambar 2.3. Gambar
potongan melintang bendung
C. Operasi Pintu Radial
Bendung Gerak
Bendung Gerak Serayu memiliki 8 pintu radial dan
4 pintu intake dengan tujuan untuk membuka dan menutup pintu jika seandainya air
dibutuhkan. Pintu nomor 1 dan 2 merupakan pintu flat (double radial) yang
tujuannya untuk mengarahkan aliran air agar ke daerah inti kiri. Pembukaan
pintu diawali dari pintu nomor 5 – 4 – 6 – 3 – 7 – 2 – 8 – 1 dengan bukaan
pintu terbuka setinggi 10 cm, 20 cm, atau 30 cm setiap satu kali step bukaan
pintu.
Operasional Bendung Gerak Serayu selama 24 jam
menggunakan sistem shift kerja dengan jumlah pegawai 64 orang diberbagai
wilayah bagian operasi.
Gambar 2.4.Bukaan Pintu
Gambar 2.5. Operasi
Bendung Gerak Serayu pada saat Banjir
Gambar 2.6 Penjelasan
Tanda Bahaya Banjir
D.
Tinjauan Kapasitas Saluran
1.
Kapasitas Saluran Induk
Saluran Induk Bendung Gerak Serayu sesuai dengan
pengamatan di lapangan dengan dimensi lebar (b) 2 x 6,00 m, tinggi (h) 2,00 m
Perhitungan analisis kapasitas saluran dengan
menggunakan metode treal and error sebagai berikut (tabel 2.2.):
Tabel. 2.2. Hitungan
kapasitas saluran
Cek penggunaan formula adalah sebagai berikut :
Jadi dimensi eksisting
untuk saluran induk b = 12 meter, h = 2 meter, menurut analisis di atas adalah
lebar (b) 12 meter dan tinggi (h) 0,85 meter dengan tinggi jagaan 0,50 meter (h
total = 1,35 m).
Perbandingan
kapasitas saluran eksisting dengan kapasitas saluran menurut
hasil analisis/tinjauan adalah kapasitas saluran eksisting lebih
besar, maka saluran tersebut dapat dikatakan aman,
seperti pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2.7. Gambar
perbandingan kapasitas saluran eksisting
dengan kapasitas saluran menurut
hasil analisis
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari pengamatan dan analisis terhadap bendung gerak di sungai Serayu, di Desa Gambarsari Kecamatan
Kebasen Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
1. Bendung Gerak Serayu dengan fungsi utama adalah
menaikkan muka air untuk keperluan irigasi, fungsi lain sebagai pengendali
banjir, penggelontoran kota, mengurangi intrusi air laut, Penyediaan air baku, pariwisata,
dan memungkinkan sebagai pembangkin tenaga air).
2. Operasional
pintu untuk membuka dan menutup dilakukan secara kendali dengan perangkat
komputer dengan cadangan setengah manual berupa tombol pembuka maupun tombol
penutup.
3. Pengoperasikan
pembuka maupun menutup pintu bendung gerak serayu sangat dipengaruhi dengan
debit air yang ada di bendung di atasnya atau bendung Mrica atau pada pos
banjir Banyuwangi.
4. Hasil
analisa tinjauan kapasitas saluran induk untuk mengalirkan 32 liter/detik adalah
saluran tersebut mampu.
5. Permasalahan
utama pada Bendung Gerak Serayu adalah pada saat menerima limpahan/terima
banjir dari waduk Mrica di Kabupaten Banjarnegara.
6. Permasalahan
lain adalah pada saat musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan irigasi bendung
perlu ditutup, namun ternyata terdampak pada intrusi air laut ke penyediaan air
baku oleh PDAM.
B. Kesan
Kesan yang dapat kami sampaikan adalah dengan
adanya pendidikan dan latihan disertai dengan kunjungan lapangan maka kami
mendapatkan ilmu/wawasan yang sangat bermanfaat bagi kemajuan kinerja dan
menambah keakraban dengan teman-teman serta pembimbing.
C. Saran
Saran yang dapat kami sampai kepada :
1.
Kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak,
Unit Pengelola Bendung Gerak Serayu untuk tugas yang diemban sebagai pengelola
Bendung Gerak Serayu adalah sangat vital maka jangan sampai lengah dalam
bekerja, menjalankan tugas demi keamanan dan kemakmuran warga masyarakat.
2.
Kepada Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral
Kabupaten Sleman agar selalu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dengan
mengusulkan untuk pelatihan/diklat semacam ini, supaya SDM yang ada mengerti
akan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
3.
Kepada Panitia Penyenggara Pendidikan dan Latihan,
mohon adanya kelanjutan untuk mengadakan diklat sejenis dengan peserta sesuai
dengan ketugasan sehingga peserta dapat menerapkan teori dengan tugas yang
sudah dilaksanakan setiap hari.